Thursday, April 30, 2009

Rona Musim Atma



Serangkai hari jingga,
Segubah zikir,
Musim gugurnya dosa.

Nyanyian zarah suci,
Turun selimuti,
Agar putih dan berseri.

Sinar dari ufuk
menyapa yang bergurindam,
Bugarlah benih yang bersiram,
Melata perdu menjadi hijau.

Nur datang mencorak pelangi,
membelai wajah denai,
mengalir ke tiap hilir,
meronai tiap nadi-
untuk musim menuai nanti!


Sunday, April 12, 2009

Hasil Pemilu 2009 : Masa Depan yang Tak Pasti?

Pilihanraya 2009 selesai perhitungannya semalam.


1.

PARTAI DEMOKRAT

19.6%

suara

2.

PARTAI GOLKAR

14.9%

suara

3.

PDI PERJUANGAN

14.5%

suara

4.

PKS

7.6%

suara

5.

PAN

5.7%

suara

6.

PKB

5.5%

suara

7.

PPP

5.2%

suara

8.

GERINDRA

4.5%

suara

9.

HANURA

3.7%

suara

10.

PBB

1.9%

suara







Hasilnya tak banyak berubah dari hasil pemilu 2004. Ya, dulu Partai Golkar(Golongan Karyawan) yang menjuarai, PDIP(Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia) mengekor dari belakang, Partai Demokrat di tempat kelima. Dulu PKS(Partai Keadilan Sejahtera) di kedudukan keenam sekarang naik dua anak tangga. PKB(Partai Kebangkitan Bangsa) dan PAN(Partai Amanat Nasional) jatuh sedikit dari kedudukan selesa mereka lima tahun lalu. Kita tunggu lagi Pemilihan Presiden yang dijangkakan berlangsung bulan Julai ini.


”Pemilihan presiden? Takde maknanya. Dari keputusan Pemilu DPRI dan DPRD dah tau dah takde sangat pun yang akan berubah.” kata seorang individu tak bernama.


”Harga minyak mesti naik lagi.


Kadar kemiskinan tetap meningkat.


Pengangguran bertambah banyak.


Korupsi terus berlanjut.


Semuanya bertambah, meningkat, naik dan lanjut. Baguslah tu...”


Jangan pesimis dulu.


Nasib kita tak terletak seluruhnya pada hasil pilihanraya. Nasib kita terletak pada diri kita sendiri dan izin-Nya. Allah tak muram terhadap doa-doa hamba-Nya. Ada hikmah di sebalik tiap yang tersurat, silakan cari yang tersirat. Ini bukan waktu untuk kecewa, tapi untuk memperkuat usaha, menyusun strategi baru, dan mengibar semangat perjuangan baru. Islam tidak akan mati, apalagi mundur tidak sekali.

Perjuangan kita bukan semata-mata memenangkan pilihanraya. Kita bermatlamatkan kesejahteraan dunia yang berlandaskan hukum Islam. Ia suatu hasil yang terlalu mahal untuk kita buat main-main. Jadi ayuh kerahkan segala potensi yang ada!


Anak muda, pertajam ilmu dan kemahiran.

Orang lama buka minda dan lakukan pembaharuan.

Orang-orang berpengalaman kongsikan pengetahuan.

Kita tak mampu hidup sendiri, apalagi berjuang di bumi penuh mehnah dan racun hati.


Masa kita tak lama. Hari pengakhiran akan datang juga.


”Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di mukanya) begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya. Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh.” - Ali-Imran : 30


IMAN NAILAH 2009

noradrenaline2001@yahoo.com

Saturday, April 11, 2009

Joget Pemilu


Dua minggu yang lalu, aku sempat terbeliak melihat sebuah iklan di saluran terkemuka TV Indonesia. Bukan tak biasa disaji dengan dangdut dan joget di kaca TV, cuma jadi luar biasa bila menyedari yang mempromosi itu bukanlah syarikat-syarikat telekomunikasi atau sabun cuci, tapi sebuah promosi parti. “Marilah mengundi parti kami!”. Rupanya agenda politik yang cuba disampaikan di sebalik gadis montok yang menyanyi dan berjoget di tengah ramai. Alangkah ruginya si pembuat iklan, sudahlah lagunya aneh dan murahan, tak ada pula kata ‘undi’ atau ‘parti’ sampai kami pun sempat terpinga-pinga sepanjang lima detik iklan berjalan, tertanya-tanya, “Iklan apelah pulak ni…?”.


Lebih tiga tahun di Makassar, baru kali ini aku betul-betul mentertawakan bangsa ini. Apa memang baru sekarang mereka menjadi sangat lucu?


Maaf, terlalu kasar agaknya bila menggunakan kata ‘ketawa’.

Bukan tak simpati, malah empati. Empati melihat anak-anak jalanan yang tak pasti masa depannya, si tukang beca yang berpanas dan lenjun demi sesuap rezeki, dan si penderita kanker yang tak punya wang untuk membeli ubat pelancar buang air.

Ahh, terlalu sedih mengenangkan mereka tapi tak mampu berbuat apa-apa.


Cuma mengetawakan segelintir manusia yang terlalu larut dengan keinginan sampai buta dengan keperluan dan kebenaran.


Liputan berita menayangkan sekitar kempen yang berlangsung di seluruh Indonesia. Masih itu-itu juga. Kalau tak dijaja dengan perempuan berkemban bergoyang sakan, lagu-lagu cintan dari band-band ternama jadi bahan tarikan. Tak jauh beza pun dengan konsert di kampus-kampus, cuma kali ni ada pemimpin dan calon-calon parti ikut berjoget di atas pentas. Sambil joget sambil baling duit. Terlompat-lompatlah pengikut setia mereka di bawah berebut wang. Mereka yang kelihatan sangat riang dan bangga menyarung baju sedondon warna parti, menari terhinjut-hinjut mengikut rentak lagu dangdut. Bila selesai perhimpunan, si anak muda yang semangat mengibar bendera parti ditanya apa manifesto para calon, dia hanya tersengih seperti kerang busuk.


Beberapa hari sebelum pilihanraya Indonesia berlangsung, hati ini resah.

Resah dengan nasib anak-anak muda yang terus lemas dalam hiburan. Resah dengan masa depan negara yang majoriti rakyatnya muslim.


Normal kan, bila kita tertanya-tanya siapa yang bakal memegang pemerintahan di negara tempat kita mencari ilmu?

Normal kan bila kita peduli dengan nasib orang-orang seagama kita?

Yang tidak normal bila rasa peduli hilang untuk agama dan negara sendiri.


Kadang pelik dengan orang yang tak kisah dengan politik.


Takpe kalau ada alasan yang kuat.

Takpe lagi kalau tak faham. (It’s not the first priority. I get it.)

Takpe juga kalau tak sempat. (Mungkin sibuk urus suami dan anak-anak 12 orang).


Tapi ada yang nampak dan rasa sengsara, tapi malas dan berputus asa. Sedihnya bila ada sesetengah orang boleh ber’shopping’ di Bandung di hari pilihanraya, bila ditanya kenapa tak pergi mengundi, jawabnya: ”Tak dapat surat undangan mengundi”. Hmm...


Tahun ini 44 parti disorongkan kepada rakyat. Pilihlah!


Penuhlah jalan raya dengan poster-poster pilihanraya. Ada 44 parti, satu parti ada sampai 10 orang calon. Hasilnya dari 1001 wajah dengan beragam gaya dan janji, rakyat jadi pusing nak pilih yang mana. Susah-susah sangat, kita bercuti ke Bandung jelah!


P/S: Sebenarnya nak post entry ni a few days before pemilu, tapi takpelah...just to make a point, even at the wrong time.


IMAN NAILAH 2009

noradrenaline2001@yahoo.com